‘’PENGERTIAN KALIMAT (KALIMAT EFEKTIF,PARARELISME,PENALARAN,PENEKANAN
DALAM KALIMAT)’’.
penyusun
HARMAN
PRODI. PEND.AKUNTANSI EKONOMI
STKIP PANCA SAKTI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembicaraan tentang sintaksis, bidang
yang menjadi lahannya adalah unit bahasa berupa kalimat, klausa dan frase.
Manusia dalam bertutur sapa, berkisah, atau
segala sesuatu yang dapat dikatakan sebagai berbahasa, selalu memunculkan
kalimat-kalimat yang diirangkai, dijalin sedemikian rupa, sehingga berfungsi
optimal bagi si penutur dalam upaya mengembangkan akal budinya dan memelihara
kerjasamanya dengan orang lain.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan
gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus
lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak
boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak
perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur
berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim,
1994:86).
B. Rumusan
Masalah
1.Apakah pengertian kalimat?
2.Apa yang dimaksud kalimat efektif?
3.Apa
saja ciri-ciri kalimat efektif?
4.Apa saja pola kesalahan dalam membentuk
kalimat efektif?
C.Tujuan Pembahasan
Masalah
1. Dapat menjelaskan pengertian
kalimat
2. Dapat memahami kalimat efektif
3. Dapat mengetahui ciri - ciri
kalimat efektif
4. Dapat mengetahui pola kesalahan dalam
membentuk kalimat efektif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
mendefinisikan kalimat sebagai salah satu
bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang
intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap.
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988)
menyatakan bahwa kalimat merupakan bagian terkecil ujaran atau teks (wacana)
yang mengungkapkan pikiran utuh secara ketatabahasaan.
Sosok kalimat tampak dalam dua wujud, yaitu
lisan dan tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada,
diwarnai oleh kekerasan dan kelembutan tekanan, disela oleh jeda, diakhiri oleh
intonasi selesai dan diikuti oleh kesenyapan. Dalam wujud tulisan, kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya atau
tanda seru.
Kalimat lisan merupakan wujud primer dari
bahasa sedangkan kalimat tertulis merupakan derivasi dari wujud primer
tersebut yang tentu saja tidak mampu mencerminkan keseluruhan
wujudnya.
B. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat
pula (BPBI, 2003:91). Definisi kalimat efektif juga diungkapkan oleh Badudu
(1995) Kalimat efektif ialah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau
dirasakan oleh pembaca (penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami
oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh penutur atau penulis.
Selain itu, Badudu (1989:36) juga berpendapat,
“sebuah kalimat dapat efektif apabila mencapai sasaran dengan baik sebagai alat
komunikasi.”
Secara garis besar,
ada dua syarat kalimat efektif, yaitu
1. Syarat awal yang
meliputi pemilihan kata atau diksi dan penggunaan ejaan,
2. Syarat utama yang
meliputi struktur kalimat efektif dan ciri kalimat efektif
Keraf (1984: 36) berpendapat, kalimat efektif tidak hanya sanggup memenuhi kaidah-kaidah atau pola-pola sintaksis, tetapi juga harus mencakup beberapa aspek lainnya yang meliputi, sebagai berikut:
Keraf (1984: 36) berpendapat, kalimat efektif tidak hanya sanggup memenuhi kaidah-kaidah atau pola-pola sintaksis, tetapi juga harus mencakup beberapa aspek lainnya yang meliputi, sebagai berikut:
a Penulisan secara aktif
sejumlah perbendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut,
b. Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis
bahasa itu secara aktif,
c. Kemampuan
mencantumkan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan
gagasan-gagasan,
d. Tingkat penalaran (logika) yang
dimiliki seseorang.
C. Ciri Kalimat Efektif
a. Kesepadanan atau
penalaran
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur
gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di
dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur
bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
b. Kecermatan Dalam Pemilihan
dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai
menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang
terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
c Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya
adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini
dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat.
Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan
penghematan, yaitu:
a.Menghilangkan pengulangan subjek.
b.Menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata.
c.Menghindarkan kesinoniman dalam satu
kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk
jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi.
(tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
d. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
e. Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya
adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a Kalimat
yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola
aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat
pasif persona.
c. Kalimat
yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentangantara
predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi
fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik.
(efektif)
f. Keparalisme
atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan
bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama
menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus
menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan
secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
g. Ketegasan
atau penekanan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjo lan terhadap
ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada
beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan
itu di depan kalimat (diawal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat
membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)Presiden mengharapkan agar rakyat
membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun
bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat
urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta
rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan
pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang
ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti:
partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas ini.
4. Pola Kesalahan dalam Membentuk Kalimat Efektif
Berikut ini akan disampaikan beberapa pola
kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi
kalimat yang efektif.
a.
Penggunaan dua kata
yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
- Sejak
dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah
ditinggalkan ayahnya.)
- Hal
itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
- Ayahku
rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup.)
- Pada
era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
(Pada zaman modern ini teknologi berkembang
sangat pesat.)
- Berbuat
baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
(Berbuat baik kepada orang lain merupakan
tindakan terpuji.)
b.Penggunaan
kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
- Menurut
berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
- (Berita
yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah / Menurut
berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah).
- Kepada
yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman
setimpal.)
c.Penggunaan imbuhan yang kacau :
- Yang
meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap
mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
-
Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar
tidak mengulangi perbuatannya.)
- Operasi
yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)
- Dalam
pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori
apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi puisi.)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
pengertian-pengertian tentang kalimat efektif, dapat disimpulkan bahwa kailmat
efektif adalah kalimat yang memiliki kekuatan atau kemampuan untuk menimbulk
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca.
Namun, pengertian kalimat efektif yang
dijelaskan di atas berarti hal terpenting dalam tulisan adalah dapat diterima
atau dimengertinya sebuah kalimat oleh pembaca tanpa menggunakan kaidah bahasa
yang baik dan benar.
Padahal, terdapat perbedaan penggunaan bahasa
tulisan dan bahasa lisan. Bahasa tulisan harus menggunakan bahasa yang baik dan
benar agar dapat mudah diterima dan dimengerti oleh pembaca.
Didalam materi makalah ini menyangkut tentang
kalimat efektif karena kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan
pikiran dan perasaan penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau
pendengar. Dan kalimat efektif juga terbagi atas unsur-unsur penting yang ada
dalam kalimat tersebut adalah merupakan kemampuan struktur bahasa dalam
mendukung gagasan/ide yang dikandung kalimatnya.
B. SARAN
Pemahaman tentang penggunaan kalimat efektif
bahasa Indonesia bagi pendidik, selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian
bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari juga dapat
bermanfaat dalam pembinaan kemampuan berbahasa siswa. Sehingga, materi ini
harus benar-benar dikuasai dan dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
1.http://anjarpras.blogspot.com./2011/10/kalimat.hlm/
2.http://anjarpras.blogspot.com/2011/10/kalimat-efektif.html
2.http://anjarpras.blogspot.com/2011/10/kalimat-efektif.html
4.http://arjuna.
Blogspot.co.id/2011/10/08/bhs kalimat efktif.hlm/
HTML Music Codes from Quackit.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar